Tidak semua
orang beruntung mendapatkan air bersih dengan mudah. Ada sebagian saudara kita
yang merasakan sulitnya mendapatkan air bersih. Sebagai contoh, penduduk yang
tinggal jauh di pedalaman Lampung. Mereka harus berjuang dan bersusah payah
untuk mendapatkan air untuk mencuci, mandi, dan memasak atau pun untuk minum.
Desa Karya Maju |
Jalan Berbatu |
Sumur yang keruh
Sebenarnya ada
beberapa penduduk yang mencoba membuat sumur untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Namun sayang, air yang keluar dari sumur tersebut sangat kotor dan
keruh, seperti air comberan. Hal ini karena tanah di tempat tersebut sangat
rapuh sehingga sumur galian sering ambrol. Karena itu, sumur tidak bisa dibuat lebih
dalam sehingga airnya bercampur dengan rembesan dan aliran air hujan dari atas
permukaan tanah.
Sumur Keruh |
Kali Sungsang
Sungai yang
berada di ujung timur desa Karya Maju ini menjadi tumpuan hidup sebagian besar
warga desanya. Sungai yang disebut sebagai Kali Sungsang ini adalah alternatif
bagi warga yang tidak mau menggunakan air sumur yang keruh. Sungai ini terletak
di lembah, dengan jarak ratusan meter dari kampung penduduk. Jalur yang harus
dilalui adalah jalan berbatu yang sangat licin ketika hujan, dengan kontur
lereng bukit yang cukup curam.
Kali Sungsang |
Menurut penuturan Karten (60),
dirinya harus ke sungai setiap hari minimal dua kali. Pagi harinya untuk mandi
sekalian mencuci pakaian, dan sore hari untuk mandi lagi. Sedangkan menurut
Wasbir (30), dia rutin ke sungai untuk mandi dan mengambil air. Untuk keperluan
mandi, dia mengajak serta istri dan anaknya yang masih balita untuk mandi
secara bersama-sama. Warga juga menggunakan sungai tersebut untuk tempat
mencuci motor, bahkan truk atau mobil bak terbuka.
Sebenarnya,
air kali sungsang ini juga tidak terlalu jernih untuk ukuran normal air. Dari
pengamatan saya, air Kali Sungsang ini agak keputih-putihan, seperti tercampur
kapur. Bahkan ketika hujan, airnya juga
menjadi agak keruh. Meskipun begitu, air kali ini masih lebih baik jika
dibandingkan dengan air sumur yang lebih kotor.
Jerigen Air
Untuk kebutuhan
minum dan memasak, kebanyakan penduduk mengambil air Kali Sungsang dengan
jerigen. Mereka mengisi jerigen air saat ke sungai. Setiap rumah minimal punya
10 jerigen untuk persediaan air, yang nantinya digunakan untuk berwudlu, cebok
setelah buang air kecil, juga untuk masak dan minum. Khusus untuk masak dan
minum, warga harus menunggu mengendapnya lumpur atau kapur yang ikut terbawa
dalam jerigen, terutama jika air diambil saat musim hujan.
Jika ditarik
sebuah kesimpulan, dapat dikatakan bahwa sumber masalah dari penduduk Karya Maju
adalah kelangkaan air bersih. Air sumur mereka sangat kotor, sehingga tidak
layak konsumsi. Karena itu, warga lebih memilih air sungai yang lebih bersih,
walaupun kadang masih bercampur lumpur atau kapur. Kondisi air yang kurang
memenuhi standar kesehatan ini, dikhawatirkan mengganggun kesehatan penduduk.
Sebenarnya, andai penduduk di
sana bisa mendapatkan air yang jernih dari sumur mereka, maka permasalahannya
sudah terpecahkan. Mereka tidak akan lagi harus pergi ke kali Sungsang yang
cukup jauh demi mencari air bersih. Selain itu, jika mereka bisa mendapatkan
air yang lebih bersih lagi, tentunya standar kesehatan mereka akan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar