Minggu, 10 April 2011

Asmarandana Pengantin


Berikut adalah petuah yang diberikan oleh Prabu Surya Kencana kepada pasangan kemanten baru untuk menjadi bekal dalam mengarungi hidup baru mereka. Petuah ini dikemas dalam tembang Asmarandana penganten.

Isi:
Agar hidup bahagia, pengantin harus berlaku dan bersifat mo limo, sebagai berikut:
1. Mlumah (telentang)
Kata ini dikiaskan kepada sifat yang terbuka. Untuk membina keluarga yang bahagia, harus ada rasa saling keterbukaan antara suami dan istri. Adanya keterbukaaan akan membuat kehidupan tenteram tanpa ada rasa curiga antar suami dan istri. Jika ada permaslahan, harus dipecahkan bersama dengan penuh saling memahami.
2. Murep (telungkup)
Maksudnya, dalam berumah tangga, suami istri harus pandai menjaga rahasia keluarga. Rahasia ini meliputi segala sesuatu yang terjadi di dalam rumah tangganya mulai dari perkara di atas ranjang sampai masalah perselisihan yang sering terjadi antara suami istri. Menjaga rahasia ini dilakukan bukan hanya kepada orang lain saja, tetapi juga kepada orang tua atau mertua. Jika perkara yang terjadi dalam rumah tangga tidak terlalu penting, jangan gampang-gampang menceritakan permasalahn itu kepada kepada orang tua, karena masalahnya bisa semakin runyam. Permasalahna yang terjagi dalam keluaraga baru boleh diangkat ke ranah keluarga besar jika memang dirasa membahayakan keselamatan, misalnya masalah KDRT
3. Miring
Andai kita lewat sebuah celah sempit dalam gua, atau gang yang sangat sempit. Jika kita berjalan menghadap ke depan dengan posisi lurus tidak cukup karena tubuh tidak muat melewati celah –celah tersebut, maka kita ambil posisi miring. Maksudnya, dalam berumah tangga, pasutri harus pandai menyiasati segala keterbatasan yang ada, terutama dalam hal ekonomi.
Tidak ada orang yang puas. Diberi berapa pun, orang pasti ingin lebih. Sering kali kta menghadapi masalah keterbatasan, kita harus pandai menyiasatinya agar tetap cukup untuk kita gunakan. Segala sumber daya dalam keluarga harus dikelola secara optimal. Suami adalah manajer operasional, sedangkan istri adalah manajer keuangan, idealnya begitu. Namun, bisa saling menggantikan dan melengkapi. Yang penting, kebutuhan hidup dalam rumah tangga bisa tercukupi.
4. Menek (Memanjat)
Secara harfiah, memanjat berarti melakukan usaha untuk mencapai puncak dengan berpegangan erat. Secara makna, dalam kehidupan rumah tangga, kita harus berupaya untuk mencapai tujuan hidup yang tinggi, baik tujuan hidup di dunia maupum di akhirat.
5. Mangkring (Bertengger)
Bertengger menunjukkan bahwa kita harus berserah setelah melakukan usaha. Kewajiban manusia hanyalah berusaha. Selebihnya, maslah perkara hasil adalah urusan Tuhan. Dengan begitu, kita akan terhindar dari stress. Usaha adalah suatu kewajiban, sedangkan hasilnya harus kita serahkan kepada Tuhan
Selengkapnya...